Perkembangan industri di zaman sekarang berlangsung dengan cepat seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang dan menciptakan produk-produk baru. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pelaku usaha, terutama anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat.
Cucu Sutara, Ketua Umum Kadin Jawa Barat, menekankan bahwa Indonesia, terutama Jawa Barat, harus mampu menciptakan teknologi sendiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ia mengatakan bahwa kita tidak boleh hanya menjadi penonton yang mengimpor produk, tetapi kita harus mampu membuat dan memproduksi sendiri dari sektor industri yang ada.
Menurutnya, Jawa Barat memiliki potensi besar untuk menciptakan teknologi yang mendukung industri, berkat jumlah penduduk yang besar, banyaknya universitas dan perguruan tinggi, serta keberadaan ilmuwan dan teknokrat yang bisa mewujudkan hal tersebut. Meskipun potensinya besar, Cucu Sutara mengakui bahwa Jawa Barat masih belum mandiri dalam mengimplementasikan riset.
Oleh karena itu, Kadin Jawa Barat bekerja sama dengan Badan Riset dan Teknologi Kadin Indonesia serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengembangkan riset dan teknologi, dengan harapan bisa diterapkan dalam dunia industri, terutama di Jawa Barat.
Contoh masalah yang dihadapi adalah banyaknya UMKM yang masih mengandalkan mesin impor, bahkan untuk kemasan plastik. Begitu pula, mesin pengolahan minyak atsiri, yang memiliki potensi besar di Indonesia, belum dapat diekspor karena mesin pengolahannya belum memadai.
Meskipun ada kendala dalam mewujudkan harapan tersebut, Cucu Sutara optimis bahwa para ahli di BRIN dapat menciptakan mesin-mesin yang mendukung dunia usaha. Oleh karena itu, ia mengundang BRIN dan pihak lain untuk bersama-sama mencari solusi bagaimana menciptakan mesin-mesin yang diperlukan dalam produksi di Jawa Barat, termasuk dalam sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan manufaktur. Kadin merasa memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat untuk memajukan riset dan teknologi, dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif kepada negara dan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Ilham A Habibie, Kepala Badan Riset dan Teknologi Kadin Indonesia, mengatakan bahwa inovasi teknologi sangat penting saat ini. Oleh karena itu, riset dan teknologi harus diberikan perhatian lebih karena Indonesia masih banyak mengimpor teknologi dari luar negeri. Ia menekankan bahwa semua sektor memerlukan sentuhan teknologi agar dapat bersaing.
Sebagai contoh, sektor pertanian di Indonesia perlu mendapatkan teknologi agar produknya dapat bersaing dengan produk dari negara lain. Meskipun hal ini mungkin akan memiliki dampak pada petani, namun industrialisasi sektor pertanian adalah langkah yang harus diambil, dengan upaya untuk mengarahkan sumber daya manusia (SDM) petani ke bidang lainnya.
Dr. Yudi Widiyanto, Koordinator Fungsi Penelitian Indikator dan Pengukuran Riset dan Inovasi, Direktorat PIRTI, menyoroti perlunya memahami kebutuhan pelaku usaha dan industri agar BRIN dapat mengarahkan risetnya sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Secara keseluruhan, pesan utama dalam teks ini adalah tentang pentingnya pengembangan teknologi dan riset dalam mendukung pertumbuhan industri di Jawa Barat dan Indonesia secara keseluruhan, serta kolaborasi antara Kadin, Badan Riset dan Teknologi Kadin Indonesia, dan BRIN untuk mencapai tujuan tersebut.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!